Setiap pasangan umumnya berharap mempunyai kehidupan rumah tangga yang bahagia, langgeng, mapan secara ekonomi, dan mempunyai keturunan yang dapat dibanggakan. Fakta yang terjadi sering menunjukkan hal yang sebaliknya. Banyak pasangan tidak harmonis dan berakhir dengan perceraian. Menurut Dirjen Badan Peradilan Mahkamah Agung, di era reformasi, setiap tahunnya kurang lebih 2 juta pasangan di Indonesia mengajukan cerai, 12-15% diantaranya berakhir dengan perceraian. Tren yang terjadi menunjukkan adanya peningkatan kasus perceraian dimana selama 5 tahun terakhir telah terjadi peningkatan 81%. Jawa Tengah tercatat menempati urutan ketiga tertinggi setelah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan jumlah kasus perceraian sebanyak 12.019 pada tahun 2010. Selain berakhir dengan perceraian, ketidakharmonisan dalam rumah tangga juga berdampak pada psikologis anak yang dapat memicu penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja. Oleh karena itu persiapan perkawinan menjadi hal penting untuk dilakukan guna mengurangi terjadinya permasalahan dalam rumah tangga.
Atas dasar tersebut Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah tahun 2012 mengembangkan program baru yaitu Kelas Persiapan Pernikahan (Marriage Preparation Class). Program ini melengkapi program yang sudah dikembangkan PKBI Jawa Tengah yang menggunakan pendekatan paripurna (comprehensive approach), yaitu berorientasi dari “hulu ke hilir”. Tidak hanya menangani permasalahan kesehatan di tataran kuratif seperti penanganan kasus KTD (kehamilan tidak dikehendaki), IMS dan HIV-AIDS tetapi juga memperkuat upaya preventif dan promotif seperti Kesehatan Reproduksi Remaja dan Kelas Persiapan Perkawinan.
Program ini menawarkan 3 paket kelas edukasi bagi calon pengantin maupun pasangan muda, yaitu: pertama, Kelas Dasar yang berisi hakekat perkawinan dan mengenal pasangan. Kedua, Kelas Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas dalan Rumah Tangga, serta Ketiga, Kelas Menjadi Orang Tua Bertanggungjawab. Masing-masing kelas dikemas dengan metode pembelajaran cara dewasa yang dibuat secara interaktif dan partisipatif. Dilengkapi pula dengan quiz, role play dan penggunaan alat peraga yang diperlukan. Kelas pertama akan dilaksanakan pada akhir Januari 2012 dan 100 pendaftar pertama tidak dikenakan biaya.
Program ini didukung oleh beberapa pakar yang ahli di bidangnya diantaranya dr.H.Hartono Hadisaputro, SpOG (Ketua PKBI Jawa Tengah); Prof. DR. Agnes Widanti, SH, CN (Pengurus PKBI- Pakar Hukum Kesehatan dan Pemerhati Perempuan dan Anak dari Unika Soegijapranata); Ny. Oerip Lestari DS, SE, MSi (Pengurus PKBI- Dosen USM), Dra. Hj. Fathimah Usman, MSi (Pengurus PKBI- Dosen IAIN), dan Toto Mudjiarto (Pengurus PKBI). (Esa/1/12)