Semarang (29/10), Ini adalah sebuah pertanyaan yang perlu kita jawab bersama, ketika keprihatinan dan rasa was-was yang dirasakan oleh para orang tua, dengan santernya berita perlakuan pada anak yang tidak senonoh, baik di media elektronik maupun cetak, serta jejaring melalui Wathsap. Para orang tua yang memiliki anak usia dini maupun remaja tentu perlu mendapatkan informasi bagaimana mereka mendidik agar anak memiliki kecakapan hidup sosial.
Pusat Informasi dan Layanan Remaja (Pilar) PKBI Jawa Tengah yang digawangi oleh Sebrina Suseno Putri menyelenggarakan “Training Fasilitator (Parenting) Program Pendidikan Kecakapan Hidup Sosial Anak, yang diselenggarakan di Gedung PKK Kota Semarang Jl. Dr. Sutomo no. 19-A Semarang, selama tiga hari (27-29/11) dikuti sebanyak 50 orang peserta yang terdiri dari Kader PKK Kota Semarang yang mewakili 16 kecamatan, Pengurus PKK Kota Pokja, I, II dan III, PPT Seruni, Guru PAUD Taman Belia, Paud Laboratorium Unnes dan pengurus Paud Kota. Training ini merupakan tindak lanjut hasil kunjung dan audiensi pada Ibu Kris Septiana Hendrar Prihadi selaku Ibu Paud Kota Semarang dan Istri Pejabat Walikota beberapa waktu yang lalu, beliau menyarankan untuk sosialisasi “Program Pendidikan Kecakapan Hidup Sosial Anak”, dapat melalui PKK Kota Semarang.
Para peserta dilatih untuk mempertajam dan peka terhadap proses kecakapan hidup sosial anak, banyak sekali sarana yang dapat digunakan untuk mensosialisasi hal tersebut, diantaranya adalah toilet training, teknik komunikasi orang tua pada anak, melatih kepercayaan pada anak untuk dapat terbuka, memperkenalkan bagian-bagian tubuh melalui boneka gender, kemampuan untuk menolak, upaya menumbuhkan kesadaran melindungi diri, Memperkenalkan bahwa bagian tubuh mulut, dada, bagian belakang-pantat dan vagina maupun penis tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali orangtuanya atau dokter yang memeriksanya.
Irnita salah satu trainer yang memandu pada pelatihan tersebut, menyampaikan bahwa parenting efektif sangat diperlukan bagi peserta, mengapa?; karena dengan terbatasnya waktu yang ibu bapak miliki sosialisasi ini harus tetap berjalan. Ketika ibu bapak hanya mempunyai 5 sampai 10 menit pada acara pertemuan ibu-ibu PKK ditingkat RW misalnya, maka ibu bapak dapat menyampaikan pokok-pokok tentang “Kecakapan Hidup Sosial Anak”. Nah, kemampuan untuk memilih materi pokok dengan waktu 10 menit inilah yang perlu disiapkan dengan baik dan menarik. Tetapi ketika waktu yang ibu bapak miliki cukup banyak maka ibu bapak dapat merancang sedemikian rupa, termasuk menggunakan permainan “angin bertiup kamana?” untuk memperjelas arah pelatihan dan target yang akan dicapai.
Ibu Yani ketika acara berbagi pengalaman bercerita “Ada peristiwa yang sangat-sangat membekas dipikirannya; Ketika itu ada tetangganya satu keluarga lagi menikmati suasana santai di lapangan Simpang Lima; anaknya yang masih SD kelas 4 ijin ke toilet. Setelah ditunggu beberapa lama si anak tersebut tidak kunjung selesai, maka disuruhlah adiknya untuk menyusul kakaknya di toilet, selang beberapa waktu si adik balik ke orangtuanya, dia bilang kalau kakak lagi dipeluk laki-laki dewasa. Sontak orangtuanya menyusul ke toilet, ternyata si Anak sulungnya bercerita; “katanya ia ketemu si Mas itu, Si Mas bilang kalau dia sakit, dan sakitnya bisa sembuh kalau si Mas menghisap penisnya. Karena dirayu dan ingin membantu maka si Kakak mau dihisap penisnya. Marah dan jengkel orangtua anak tersebut mencari orang yang baru saja keluar dari toilet tersebut menangkap dan menyerahkan ke polisi.
Demikian halnya Yulia Subroto saat ini menjabat sebagai Ketua PKK Kota Semarang yang menjadi salah satu peserta membagikan pengalamannya selama tiga hari mengikuti pelatihan ini sangat bermanfaat, baik untuk pribadi maupun untuk kepentingan organisasi. Oleh sebab itu ada beberapa tindak lanjut yang akan dilakukan antara lain; Sosialisasi pada pengurus PKK di 16 kecamatan secara terjadual diharapkan sosialisasi tersebut juga merembes ke tingkat kelurahan, RW dan RT, CFD di Jalan Pahlawan setiap Minggu ke 4; Audiensi ke Kepala Dinas Pendidikan; Mou dengan PKBI Jateng, menjalin kerjasama juga dengan Bunda You and Me. Namun demikian PKK Kota Semarang masih perlu pendampingan terus menerus dari PKBI Jateng; sekiranya ada beberapa program dan kendala di lapangan kaitannya dengan nara sumber. Untuk saat ini karena anggaran tahun 2017 sudah diajukan, maka rancangan program kedepan akan dimasukkan pada mata anggaran tahun 2018 dalam program pendidikan kecakapan hidup sosial anak, tegasnya! *** antonius juang saksono