PKBI Jateng Latih Kespro Siswa Sekolah Dampingan

Krapyak, (21/2) Pusat Informasi dan Layanan Remaja (Pilar) PKBI Daerah Jateng telah bekerjasama dengan Lima SMA/ SMK di kota Semarang, mengembangkan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual. Sebanyak 35 siswa dari 9 sekolah selama dua hari (20-21/2) menjalani pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kantor PKBI Daerah Jateng Jalan Jembawan no.8 Semarang. Training ini merupakan strategi penguatan bagi siswa dalam hal Organisasi PE, peningkatan Soft Skill, dan penyiapan PE di 4 sekolah yang baru bergabung pada tahun 2015.

Saat ini Pilar juga tengah menggandeng dan mengembangkan sekolah berbasis agama untuk ikut mengembangkan program tersebut disekolahnya. Salah satu kegiatan didalamnya adalah membentuk Peer Educator, yaitu melibatkan remaja untuk menyampiakan informasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS) ke teman sebaya disekolah. Bukan itu saja, harapannya Peer educator dapat terlibat langsung dalam proses advokasi, promosi dan edukasi.  Oleh sebab itu, baik siswa yang tergabung dalam Organisasi Peer Educator, maupun siswa dari sekolah yang baru, perlu mendapatkan pelatihan soft skill tentang kepemimpinan, Media promosi dan edukasi, agar dapat memperluas jaringan  disekolah dan mengajak siswa untuk ikut berperan aktif dalam mengembangkan organisasi.

Menurut pemateri Adelia Ismarizha  Asisten Program Youth Centre PILAR, pelatihan ini sangat penting, karena berdasarkan data layanan yang diterima oleh Pilar, pada tahun 2011, tercatat 2.967 remaja yang berkonsultasi ke PILAR PKBI dimana sebanyak 821 remaja berkonsultasi tentang permasalahan Kesehatan Reproduksi dan terdapat 79 kasus tentang Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), sementara pada tahun 2012, terdapat 63 kasus KTD pada remaja dengan usia termuda 12 tahun, dan pada tahun 2013 terdapat 64 kasus KTD, 26 kasus terjadi di Semarang. Peran PILAR PKBI  dalam pemberian informasi dan layanan Remaja, bertumpu pada  Program kesehatan remaja menjadi sangat penting mengingat saat ini jumlah remaja usia 10-24 tahun di Indonesia berjumlah sekitar 67 juta atau 30 % dari jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa (sensus penduduk, 2010).  Adel juga menegaskan bahwa remaja yang berkonsultasi di Pilar akan mendapatkan pendampingan bahkan juga akan mendapatkan layanan konsultasi kesehatan di Klinik Warga Utama PKBI.

Elis (16) dari SMK Widya Praja Ungaran, peserta pelatihan ini menyampaikan bahwa manfaat pelatihan ini menurutnya dapat menambah pengalaman, teman, mengetahui penyebab kenakalan remaja, cara memberitahu dan mendampingi remaja, cara mengatasi masalah remaja, dan tahu penyebab-penyebabnya. Setelah acara ini Elis dan 3 temannya yang mengikuti pelatihan akan berusaha menularkan dan berbagi informasi kepada teman-teman baik sekolah maupun teman sepergaulannya. Harapannya apabila ada teman yang bermasalah tentang kesehatan dan menyangkut semua permasalah remaja Elis bersedia membantu dan mendampingi untuk mendapatka informasi dan pelayanan yang benar dan selalu bekerjasama dengan Pilar.

Sementara Ade, salah satu  peserta pelatihan juga merasa mendapatkan pengayaan materi dan informasi baru tentang kesehatan reproduksi. Ia merasa bahwa pemahaman tentang kesehatan reproduksi saat ini masih terlalu dangkal. Selain itu ia juga mendapatkan informasi tentang kasus-kasus remaja di seluruh dunia.

Saat ditemui di ruang kerjanya Direktur Eksekutif  PKBI Jateng,  Elisabet S.A. Widyastuti menyampaikan bahwa momen pelatihan ini sangat penting dan diselenggarakan oleh Pilar secara terprogram untuk memberikan bekal bagi siswa. Harapannya dengan semakin banyaknya siswa terlatih dan mempunyai informasi Kespro yang benar, maka akses remaja terhadap kesehatan reproduksi semakin mudah. Harapannya ke depan Jawa Tengah dapat menekan kasus-kasus KTD yang terjadi di kalangan remaja. (antonius juang saksono)

Sebarkan

Tinggalkan Komentar