Krapyak (31/1), Tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah tangga mengandung resiko yang dapat mengganggu keselamatan bahkan bisa mengancam jiwa anggota keluarga. Apakah ibu-ibu pernah mendengar berita bahwa lima orang dalam satu keluarga meninggal dunia karena tersengat aliran listrik ketika banjir? ; Sontak sebagian ibu menjawab pernah!. Demikian pertanyaan yang dilontarkan Dokter Dian Inayati, M.Kes kepada 20 orang kader kesehatan masyarakat yang mewakili 5 wilayah RW Kelurahan Kalibanteng Kulon di ruang rapat lantai 2 Gedung PKBI Jawa Tengah. Nah, inilah yang perlu kita waspadai dan kita bahas pada sore kali ini, demikian tegas dokter Dian pada acara Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan dalam Rumah Tangga yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Jateng.
Dalam paparannya Dian menyampaikan bahwa “Mengapa orang bisa sakit?” bahkan meninggal dunia, ini karena sebagian dari masyarakat kita tidak dapat mengenali resiko dan mengendalikan bahaya yang ada disekitar kita, Ada dua permasalahan yang memicu terjadinya resiko yaitu di dalam diri kita, rumah kita serta resiko yang disebabkan oleh di luar rumah kita. Menjawab pertanyaan “mengapa kita bisa sakit?, ibu-ibu perlu menyadari bahwa pola makan, istirahat, tidur, kebersihan, serta mengelola stres bisa menyebabkan penyakit infeksi seringkali kita alami. Sakit karena infeksi yang cukup akrab dengan kita misalnya demam, batuk, gatal-gatal dan flu. Sedangkan penyakit non-infeksi biasanya berupa penyakit bawaan genetik atau penyakit keturunan. Penyakit ini baru akan muncul kalau lingkungan sekitar mendukung munculnya penyakit tersebut. Contohnya, Asma, tekanan darah tinggi, elergi. Kalau kita bisa menghindari kumatnya penyakit keturunan itu , maka penyakit tersebut tidak akan kambuh. Kebiasaan tidak pernah olah raga juga bisa menyebabkan sakit, jangan beraggapan bahwa sudah menyapu, ngepel dan mencuci dianggap olah raga, itu keliru! Kita perlu membedakan olah raga dan aktivitas fisik. Olah raga merupakan peregangan persendian kecil sampai persendian besar; olah raga meliputi pemanasan, latihan inti dan pendinginan; sementara aktivitas fisik berbeda dengan olah raga.
Selain itu kesehatan rumah tangga berkaitan erat dengan keselamatan, ini artinya bahwa kita wajib mengenali situasi rumah bahwa sudut dan siku lantai, penempatan motor, lantai yang licin serta penyebab yang dimungkinkan situasi di luar rumah, cuaca dan pancaroba, tertular, radiasi serta penggunaan bahan kimia bisa menimbulkan penyakit. Lalu bagaimana kalau sudah sakit? Mesti memeriksakan diri ke dokter. Dengan dibukanya Klinik Pratama oleh PKBI Jateng tentu ini sangat membantu karena dekat dengan tempat tinggal ibu. Ibu-ibu saya tegaskan mengapa harus ke dokter, karena dokter dilindungi undang-undang dan disumpah, sementara klinik alternatif tidak, bahkan ada klinik atau tabib yang menentukan pengobatannya meminta mahar. Oleh sebab itu jangan percaya pada hal-hal yang belum diadakan penelitian karena itu bisa menyebabkan sakit ibu semakin parah. Pada sesi tanya jawab, Ibu Istriwati menanyakan mengapa ia sering sariawan dan Ibu Mamik Slamet mengeluhkan sering tidak bisa tidur?, apakah ini disebabkan karena faktor usia atau ada kelainan fisik.
PKBI Jateng menyelenggarakan Sosialisasi keselamatan Rumah tangga, merupakan rangkaian dari program kerja dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat dengan dibukanya Klinik Pratama pada 6 Pebruari 2017 mendatang. Klinik Pratama yang akan melayani kesehatan, utamanya bagi warga yang memiliki fasilitas BPJS merupakan bagian dari rencana program untuk mendampingi Klinik Warga Utama yang sudah beroperasi lebih dahulu dengan mengutamakan pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.
Usai Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan dalam Rumah Tangga, peserta diajak untuk meninjau Klinik Pratama serta dibagikan souvenir dan kartu periksa gratis sebanyak 200 lembar yang bisa dibagikan kepada warga kelurahan Kalibanteng Kulon disekitar mereka tinggal. ***antonius jhe saksono
Krapayak (31/1), Tidak disadari dalam kehidupan sehari-hari di dalam rumah tangga mengandung resiko yang dapat mengganggu keselamatan bahkan bisa mengancam jiwa anggota keluarga. Apakah ibu-ibu pernah mendengar berita bahwa lima orang dalam satu keluarga meninggal dunia karena tersengat aliran listrik ketika banjir? ; Sontak sebagian ibu menjawab pernah!. Demikian pertanyaan yang dilontarkan Dokter Dian Inayati, M.Kes kepada 20 orang kader kesehatan masyarakat yang mewakili 5 wilayah RW Kelurahan Kalibanteng Kulon di ruang rapat lantai 2 Gedung PKBI Jawa Tengah. Nah, inilah yang perlu kita waspadai dan kita bahas pada sore kali ini, demikian tegas dokter Dian pada acara Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan dalam Rumah Tangga yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Jateng.
Dalam paparannya Dian menyampaikan bahwa “Mengapa orang bisa sakit?” bahkan meninggal dunia, ini karena sebagian dari masyarakat kita tidak dapat mengenali resiko dan mengendalikan bahaya yang ada disekitar kita, Ada dua permasalahan yang memicu terjadinya resiko yaitu di dalam diri kita, rumah kita serta resiko yang disebabkan oleh di luar rumah kita. Menjawab pertanyaan “mengapa kita bisa sakit?, ibu-ibu perlu menyadari bahwa pola makan, istirahat, tidur, kebersihan, serta mengelola stres bisa menyebabkan penyakit infeksi seringkali kita alami. Sakit karena infeksi yang cukup akrab dengan kita misalnya demam, batuk, gatal-gatal dan flu. Sedangkan penyakit non-infeksi biasanya berupa penyakit bawaan genetik atau penyakit keturunan. Penyakit ini baru akan muncul kalau lingkungan sekitar mendukung munculnya penyakit tersebut. Contohnya, Asma, tekanan darah tinggi, elergi. Kalau kita bisa menghindari kumatnya penyakit keturunan itu , maka penyakit tersebut tidak akan kambuh. Kebiasaan tidak pernah olah raga juga bisa menyebabkan sakit, jangan beraggapan bahwa sudah menyapu, ngepel dan mencuci dianggap olah raga, itu keliru! Kita perlu membedakan olah raga dan aktivitas fisik. Olah raga merupakan peregangan persendian kecil sampai persendian besar; olah raga meliputi pemanasan, latihan inti dan pendinginan; sementara aktivitas fisik berbeda dengan olah raga.
Selain itu kesehatan rumah tangga berkaitan erat dengan keselamatan, ini artinya bahwa kita wajib mengenali situasi rumah bahwa sudut dan siku lantai, penempatan motor, lantai yang licin serta penyebab yang dimungkinkan situasi di luar rumah, cuaca dan pancaroba, tertular, radiasi serta penggunaan bahan kimia bisa menimbulkan penyakit. Lalu bagaimana kalau sudah sakit? Mesti memeriksakan diri ke dokter. Dengan dibukanya Klinik Pratama oleh PKBI Jateng tentu ini sangat membantu karena dekat dengan tempat tinggal ibu. Ibu-ibu saya tegaskan mengapa harus ke dokter, karena dokter dilindungi undang-undang dan disumpah, sementara klinik alternatif tidak, bahkan ada klinik atau tabib yang menentukan pengobatannya meminta mahar. Oleh sebab itu jangan percaya pada hal-hal yang belum diadakan penelitian karena itu bisa menyebabkan sakit ibu semakin parah. Pada sesi tanya jawab, Ibu Istriwati menanyakan mengapa ia sering sariawan dan Ibu Mamik Slamet mengeluhkan sering tidak bisa tidur?, apakah ini disebabkan karena faktor usia atau ada kelainan fisik.
PKBI Jateng menyelenggarakan Sosialisasi keselamatan Rumah tangga, merupakan rangkaian dari program kerja dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat dengan dibukanya Klinik Pratama pada 6 Pebruari 2017 mendatang. Klinik Pratama yang akan melayani kesehatan, utamanya bagi warga yang memiliki fasilitas BPJS merupakan bagian dari rencana program untuk mendampingi Klinik Warga Utama yang sudah beroperasi lebih dahulu dengan mengutamakan pelayanan kesehatan reproduksi dan KB.
Usai Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan dalam Rumah Tangga, peserta diajak untuk meninjau Klinik Pratama serta dibagikan souvenir dan kartu periksa gratis sebanyak 200 lembar yang bisa dibagikan kepada warga kelurahan Kalibanteng Kulon disekitar mereka tinggal. ***antonius jhe saksono
Usai Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan dalam Rumah Tangga, peserta diajak untuk meninjau Klinik Pratama serta dibagikan souvenir dan kartu periksa gratis sebanyak 200 lembar yang bisa dibagikan kepada warga kelurahan Kalibanteng Kulon disekitar mereka tinggal. ***antonius jhe saksono