Tingginya Kehamilan Remaja Tuntut PKBI Jateng Susun Program Kerja 2015-2018

Krapyak (7/2). Keprihatinan atas maraknya kehamilan remaja yang terjadi, berdasarkan data yang dimiliki oleh Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) PKBI Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 64 kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada remaja dan 26 kasus berasal dari Semarang. Dari 268 kasus remaja yang mengakses layanan konseling, (KTD) menduduki peringkat pertama, diikuti konflik dengan pacar sebanyak 49 kasus dan 25 taksir-menaksir, 20 kasus putus dengan pacar. Di sisi lain jumlah remaja usia 10-24 tahun di Jawa Tengah berdasarkan sensus 2010 mencapai 27%; Dan mereka sangat rendah aksesnya terhadap kesehatan seksual dan reproduksi. Untuk itu guna mengurangi penularan IMS, HIV-AIDS serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki, maka program ini akan mendapatkan prioritas. Sementara data Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tertinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI th. 2013) dan karena jumlah abortus yang tidak tercatat dengan baik, maka ada perhitungan yang memperkirakan abortus menyumbang kematian lebih dari 30% AKI, hal ini disebabkan abortus masih dianggap sebagai tindakan kriminal. PKBI Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan merealisasikan visi dan misinya selama dua hari (6-7/2) menyelenggarakan workshop.

Bertempat di Gedung PKBI Jateng jalan Jembawan no. 8 Semarang, rapat dihadiri oleh Dewan Pembina, Pengurus Daerah (PD) masa bhakti 2014-2018 dan Jajaran Eksekutif termasuk Koordinator program. Workshop tersebut membahas pelaksanaan program dan melakukan evaluasi empat bidang kerja meliputi; bidang organisasi, bidang program, bidang keuangan dan bidang pengembangan sumber daya. Hasil evaluasi tersebut menjadi landasan pelaksanaan program selanjutnya dimana PKBI berusaha meningkatkan kualitas pelayanan yang bermutu dan humanis. Tidak kalah pentingnya di Bidang Organisasi, PKBI telah memiliki 23 cabang di kota dan kabupaten se Jateng, dari ke 23 cabang tersebut 7 masuk dalam kategori A, 12 B dan 4 C. Ketentuan kategori tersebut berdasarkan tingkat keaktifan dan jumlah program yang diaksanaan. Kedepan diharapkan seluruh cabang memenuhi standard organisasi yang mengacu pada 10 prinsip yaitu: Terbuka dan demokrasi, kepengurusan yang baik, strategis dan progresif, transparan dan akuntabel, sehat secara finansial serta berkomitmen terhadap kualitas layanan. Untuk mewujudkan layanan bermutu, PKBI juga telah melakukan audensi dengan Gubernur Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu, yang dipinpin oleh Ketua PD dr. Widoyono, MPH, yang hasilnya Pak Ganjar dengan tegas menanggapi persoalan Jawa Tengah yang dilaporkan PKBI menjadi tantangan bersama. Beberapa hal yang bersentuhan dengan KB, Pencegahan HIV dan persoalan remaja. Beliau melihatnya tidak hanya secara politis, namun diperlukan tindakan yang holistik. Menindaklanjuti tawaran tersebut, PKBI Jateng dalam waktu dekat akan melakukan pengembangan program di Kabupaten Brebes. Sementara itu untuk menjawab kebutuhan masyarakat, Klinik Warga Utama PKBI Jawa Tengah akan menambahkan layanan IMS, VCT, eksterpasi polip servik, Insisi kista bartholini dan repair perineum. Selain itu PKBI akan memberikan layanan mobile yang diharapkan dapat mendekatkan layanan kepada masyarakat. Sementara itu Direktur Eksekutif PKBI Jateng , Elisabet S.A. Widyastuti menyampaikan bahwa momen rapat kerja ini sangat penting karena hasilnya mendasari kinerja PKBI kedepan, selain itu kemampuan finansial dan sumber daya pendukung juga peran pihak donor akan membantu mewujudkan realisasi program dimaksud. Keberhasilan PKBI Jateng mendapat akreditasi A, awal tahun 2014 memicu semangat untuk mempersiapkan pembinaan dan akreditasi cabang lebih lanjut. (antonius juang saksono)

Sebarkan

Tinggalkan Komentar